Jumat, 25 September 2009

Keajaiban dunia

7 KEAJAIBAN DUNIA
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari ‘Tujuh Keajaiban Dunia’.
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir
merupakan ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian,
sebagian besar daftar berisi sbb :
1] Piramida
2] Taj Mahal
3] Tembok Besar Cina
4] Menara Pisa
5] Kuil Angkor
6] Menara Eiffel
7] Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, se orang
gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru
bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab, ‘Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat
banyaknya ‘keajaiban itu’. Sang guru berkata,’Baik, katakan pada kami apa yang kamu
miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya’.
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, ‘Saya pikir, ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ itu
adalah :
1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai
Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada
eksploitasi manusia dan menyebutnya ‘keajaiban’. Sementara kita lihat lagi semua yang
telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai ‘biasa’.

http://www.blogger.com/img/blank.gif

CINTA
Suatu ketika ada seorang murid yang bertanya kepada gurunya tentang apa itu cinta?
Sang guru tidak menjawab sepatah katapun, tetapi langsung mengajak muridnya menuju
taman bunga. Sesampainya di pinggir taman bunga Sang guru berkata, "Muridku,
pergilah kau ke ujung sana. Di perjalananmu nanti petiklah satu bunga yang menurutmu
paling indah. Dengan syarat, kau hanya boleh memetik satu bunga saja dan kau pun tidak
boleh berbalik arah walau cuma selangkah. Sesampainya di sana, kau akan mengerti apa
itu cinta."
Demikianlah, sang murid mulai melangkahkan kakinya menyusuri taman bunga itu. Baru
beberapa langkah, dia melihat sekuntum bunga yang sangat indah dan dia berniat
memetiknya. Namun kemudian dia berfikir, "Ah, siapa tahu di depan sana ada bunga
yang lebih indah." Akhirnya dia pun mengurungkan niatnya dan melanjutkan
perjalanannya. Dan benar saja, murid tersebut menemukan bunga yang lebih indah dari
sebelumnya. Namun ketika hendak memetiknya, dia berfikir lagi, " Ah, siapa tahu di
depan sana ada bunga yang lebih indah lagi." Murid itupun melanjutkan perjalanannya.
Tak lama kemudian dia menemukan bunga yang lebih indah lagi, tetapi dia masih saja
berfikir untuk mencari yang paling indah di depan sana. Dan selalu saja begitu
seterusnya.
Tanpa sang murid sadari, ternyata dia telah berdiri di ujung taman bunga itu. Dan dia
tidak memetik satu bunga pun. Yang ada kini hanya penyesalan, karena dia tidak
mungkin berbalik arah. Namun dia tetap bersyukur karena akhirnya kini dia mengerti